Minggu, 11 September 2011

TRAGEDI PILU YANG MENYESAKKAN


1 Samuel 2:27-36

Menurut hasil penelitian Paul Meier di dalam bukunya “Membesarkan Anak dan Pengembangan Watak Secara Kristen,” 85% kepribadian dasar manusia terbentuk pada usia 6 tahun pertama. Pembentukan kepribadian ini dipengaruhi oleh perlakuan dalam keluarga, sistem nilai, perekonomian keluarga, prestasi, dan penampilan jasmani.
Kehidupan Hofni dan Pinehas memilukan hati Imam Eli dan terlebih hati Tuhan.  Alkitab mengatakan bahwa mereka orang-orang dursila yang kelakuannya amat berdosa dan tidak mengindahkan Tuhan. Mereka mengambil bagian korban yang seharusnya dibakar bagi Tuhan, yaitu bagian yang bukan untuk imam. Mereka bahkan berzinah dengan perempuan-perempuan yang melayani di depan pintu Kemah Pertemuan. Untuk semua dosa tersebut, Imam Eli hanya menegur mereka dengan lembek dan tidak berani menjatuhkan hukuman. Allah menegur Imam Eli dank arena tidak peduli teguran Tuhan, Tuhan merencanakan untuk menghukum seluruh keluarga Eli (2:27-36; 3:12-14).
Untuk menghindari terulangnya tragedi pilu seperti yang terjadi dalam keluarga Imam Eli, maka orangtua harus memperhatikan pola pengasuhan anak, seperti:
1.       Kasih. Orangtua mengasihi dan dikasihi anak tanpa syarat.
2.       Disiplin. Orangtua menerapkan disiplin dalam keluarga yang dimulai dari penjelasan mengapa sesuatu itu salah, benar dan bagaimana seharusnya.
3.       Otoritas. Orangtua membangun wibawa bukan ditakuti oleh anak, sehingga orang tua memiliki otoritas di dalam keluarga bukan otoriter.
4.       Teladan. Orangtua memberikan teladan hidup kepada anak-anak mereka karena umumnya anak-anak lebih banyak belajar dari teladan hidup orangtua. Satu tindakan yang baik akan meninggalkan kesan yang dalam dalam diri anak jika dibandingkan dengan seribu perkataan baik tanpa tindakan.
Kiranya anugerah Allah menolong kita membentuk dan mengasuh anak-anak kita di dalam kasih, disiplin, otoritas dan teladan. (ARMZ)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar