Minggu, 11 September 2011

New Age Movement

New Age Movement (NAM /Gerakan Zaman Baru) adalah nama yang berkembang untuk
memberi ciri pada gerakan pada tahun 1960-an sebagai subkultur yang melanda
seluruh dunia. NAM sebenarnya merupakan kebangunan kembali faham kuno yang
sudah dikenal dalam agama yang animistik, dinamistik, mistik (timur), dan
juga gnostik yang secara turun-temurun dikenal dan dipraktekkan dalam budaya
tradisional yang prinsipnya bersifat pantheistik yaitu bahwa alam adalah
realita utama (macro cosmos) dan manusia adalah bagian dari realita itu
(micro cosmos).
Kecenderungan Mistik (monisme) juga mempengaruhi banyak aliran kultus/sekte
kristen abad-19 dimana keberadaan Allah sebagai Tuhan pencipta langit dan
bumi (theisme) yang berpribadi direndahkan sekedar sebagai realitas tidak
berpribadi bernama roh/tenaga/kekuatan tunggal dan manusia ditinggikan
sebagai bagian dari realitas itu. Manusia dengan pikirannya adalah micro
cosmos dan pusat semesta (macro cosmos).
Faham Mistik Masuk Dunia Kristen
Sebagai reaksi terhadap rasionalisme yang materialistis, pada abad-19
berkembang aliran mistik modern yang menekankan kekuatan batin. Aliran New
Thought dirintis Phineas P. Quimby yang beranggapan bahwa ‘penyakit itu
adalah kelemahan batin dan penyembuhannya harus melalui pikiran’ (mind
cure). Ajaran mind cure mempengaruhi Mary Baker Eddy yang membentuk aliran
Christian Science (CS) yang ‘tidak mengakui hakekat materi dan mempercayai
realitas segala sesuatu adalah roh termasuk penyakit karena itu penyakit
yang bersifat rohani itu harus disembuhkan melalui pikiran. Charles Filmore
murid Mary mengaku: “I am the Christ of God. . kesempurnaan saya sekarang
dibentuk dalam pikiran ilahi (divine mind).”
Faham tentang realita tunggal (monisme) dan ucapan Filmore memberi gambaran
utuh bahwa ‘Realitas Allah yang berpribadi disitu digantikan dengan realitas
roh/tenaga yang tidak berpribadi, demikian juga kemuliaan Yesus Kristus
sebagai Tuhan (kristosentris) dan Juruselamat yang menjadi pusat ibadah
sekarang tertuju kepada diri (self) manusia (antroposentris)’ seperti ucapan
Filmore “I am the Christ of God” dan tokoh New Age Shirley McLaine yang
mengaku “I am God.” Manusia mengaku sebagai Allah (band.Kej.3:5).
Dari Mind Cure ke Positive Thinking
Penyembuhan melalui pikiran (mind cure) kemudian berkembang dalam faham
Positive Thinking di abad-20. Perkembangan ini banyak didongkrak ahli jiwa
masa itu. William James (1842-1910) menyebut bahwa: “manusia menyadari bahwa
dirinya bisa diperluas ke bawah sadarnya dan kehidupan berkelimpahan
bergantung dari keterbukaan kita akan dimensi bawah sadar itu.” Sigmund
Freud (1856-1939) menyebut bahwa “bawah sadar merupakan bejana tak terhingga
yang menampung tenaga dinamis yang bekerja dalam jiwa manusia.” Carl Jung
(1875-1961) menganggap: “Seseorang dapat masuk ke dalam realita roh/dunia
dalam (bawah sadar kolektif) melalui imajinasi/visualisasi kreatif,” ini
disebut ‘realisasi diri.’ Abraham Maslow (1908-1970) mengembangkan teori
motivasi yang menggambarkan proses perkembangan pribadi dari kebutuhan dasar
kepada yang lebih tinggi, ini disebutnya ‘aktualisasi diri’ yaitu pemenuhan
potensi manusia yang tertinggi.
Mind cure dan jiwa bawah sadar yang ibarat bejana harta tak terhingga itu
kemudian digali secara praktis untuk kalangan bisnis dan masyarakat umum
dengan tehnik positive thinking. Dale Carnegie menekankan Yesus sebagai
model eksekutif dan ia mendorong orang menjadi manusia baru yang memiliki
kualitas sukses.” Napoleon Hill memberikan harapan sukses dalam pergaulan
dan bisnis melalui pemikiran yang positip: “Dalam diri manusia ada getaran
akan kemakmuran, kesehatan, dan kekayaan dan kebahagiaan.” Manusia dapat
menyelaraskan diri dengan getaran kemakmuran dengan cara berulang-ulang
melakukan pengakuan akan sukses dan kemakmuran.” Para pendeta seperti Norman
Vincent Peale menyebut: “Kekristenan terapan ditujukan untuk menolong
manusia menggali kekuatan batin (inner power) dalam dirinya . dengan cara
menyatukan dirinya dengan kekuatan yang lebih super dan Tuhan adalah
‘kekuatan batin’ itu dimana manusia tinggal menggalinya.” Peale
mengembangkan kekuatan sugesti pikiran manusia yang yang menjadi judul buku
‘Positive Thinking.’ Ini diteruskan Robert Schuller dengan nama ‘Possibility
Thinking,’ ia mengajarkan melalui kotbah dan siaran TV ‘The hour of Power’
ajaran ‘the gospel of self esteem’ mendorong pendengarnya untuk: “berfikir
secara positif untuk mencari kemungkinan baru demi mencapai sukses duniawi.”
Ide ini direalisasikan dalam pembangunan gereja mewah Crystal Cathedral di
California dengan pengkotbah pertama Peale (Pada Oktober 2010 CC dinyatakan
bangkrut). Ajaran sukses kemudian diteruskan Kenneth Hagin yang
mempopulerkan ‘Word of Faith Movement’ untuk mencapai ‘health & wealth
gospel” dan Jonggi Cho mempopulerkan ‘Dimensi ke-Empat’ melalui berfikir
positif, visualisasi, dan kata-kata iman.” Kemudian dipopulerkan banyak
pendeta/penginjil sukses lainnya. Benny Hinn & Morris Cerullo dll.
mempopulerkan ‘manusia sebagai little gods’ (ingat ucapan Filmore &
McLaine).
Human Potentional Movement
Mind Cure dan positive thinking diteruskan dalam Human Potential Movement
(gerakan pengembangan diri) melalui pelatihan motivasi yang belakangan ini
banyak diadakan di kalangan bisnis dan bahkan masuk kegereja, ini menggeser
berita ‘Injil Salib’ kearah ‘Injil Sukses’ dan menggeser berita yang
berpusat Yesus Kristus menjadi berpusat diri manusia. Popularitas New Age
yang masuk ke gereja-gereja juga didukung penerbit kristen. Banyak buku
Pengembangan Pribadi diterbitkan penerbit kristen dan dipromosikan radio
maupun buku/majalah kristen, dan kotbah motivasi makin sering didengar
melalui mimbar gereja.
Gejala New Age yang menggeser titik berat dari kristosentris menuju
antroposentris dapat dilihat pada pernyataan beberapa motivator kristen.
Seorang pendeta yang ditahun 1990-an menggebu-gebu mempopulerkan ‘Lawatan
Roh Allah yang mendatangkan kuasa,’ di tahun 2000-an mengikuti pelatihan
motivasi dan kemudian berkomentar: “Saya sekarang merasakan kuasa sebagai
pengkotbah setelah saya mengikuti pelatihan potensi diri.” Ini menunjukkan
dengan jelas pergeseran dari keterergantungan kepada ‘Roh Allah’ ke ‘Diri
Sendiri.’ Seorang mahasiswa dikala menjadi mahasiswa mempelajari ‘Etos
Kristus’ setelah lulus bergabung dengan pelatihan positive thinking. Pemuda
yang semula rendah hati itu kemudian terbentuk dirinya sebagai entusias yang
duduk di kursi bos, kemudian mengaku sebagai ‘Mr. Etos’ dan ujung-ujungnya
mengangkat diri sebagai ‘Guru Besar Etos.’ Ini menggambarkan dengan jelas
betapa New Age telah mengubah seseorang yang semula berpusat kemuliaan
‘Kristus’ menjadi berpusat kebanggan ‘Diri’ (self) (band.Gal.2:20).
Motivator kristen lainnya menulis buku ‘Reach Your Own Potential’ dan dengan
‘guru besar’ diatas sering diundang berbicara di gereja-gereja dan
tulisannya dipopulerkan majalah ‘Inspirasi’ yang diterbitkan penerbit
kristen. Seorang motivator kristen berucap ‘Bila kita berfikir positip maka
sedikit-demi-sedikit pikiran negatif kita akan hilang dan pikiran kita
menjadi positif’ dan motivator lainnya menanamkan sugesti kepada
pendengarnya dengan ucapan berbunyi ‘If It’s to be it’s up to me.’
Faham New Age Mormon abad-19 mengenai ‘kehendak bebas manusia dan kebebasan
memilih jalan hidup untuk mencapai hasil’ (dalam agama Mormon: menjadi
ilah-ilah) dituliskan dalam buku pelatihan ‘The Divine Center’ (1987) oleh
penatua Stephen Covey untuk para misionari Mormon, namun karena buku itu
diminati kalangan bisnis tahun berikutnya diubah menjadi ‘The 7 Habits of
Highly Effective People’ yang laris manis di seluruh dunia. Tidak urung
rektor sebuah sekolah teologia injili di Jateng terpengaruh mengajarkannya
sepenuhnya sebagai bagian kuliah manajemen kepemimpinan kepada mahasiswa
doktoral, seorang ketua sinode menjadikan 7 Habits bahan rujukan dalam
bukunya ‘Kepemimpinan Yang Dinamis,’ bahkan Jaringan Doa Nasional juga
pernah mengadakan pelatihan motivasi itu untuk dosen-dosen universitas
dipimpin motivator kristen yang adalah associate trainer ‘Covey Leadership
Center.’
Selain melalui pelatihan motivasi yang semakin banyak diadakan di
gereja-gereja, gejala masuknya faham New Age bisa dilihat pada kasus-kasus
berikut. Seorang dosen teologi secara eksplisit pengaku keyakinan gnostik
yang diyakininya sehingga di non-aktifkan sebagai dosen dan dipensiun dini
sebagai pendeta karena pandangan teologi radikalnya yang menyangkal Yesus
adalah Allah dan menempatkan diri sebagai gantinya. Bentuk umum lainnya
adalah kotbah KKR yang biasanya menawarkan pemulihan, kemakmuran, sukses,
hidup berkelimpahan, dan jargon-jargon lainnya tentang keberhasilan hidup
didunia ini yang lebih banyak menggeser berita tentang salib yang diajarkan
firman Tuhan.
Pengaruh New Age masuk juga melalui MLM. Selain cacat bawaan yang dikandung
MLM (sedikit sekali yang beruntung menikmati kerugian yang ditanggung
sebagian besar peserta) sehingga menjadikannya dijuluki ‘Menipu Lewat
Menjual’ (‘MLM sells not soap but hoax’ karena menipu dengan mimpi semua
bisa menjadi kaya), MLM merupakan alat efektif penyebaran faham New Age
melalui pelatihan motivasi yang biasa dilakukan untuk mendongkrak semangat
para distributor. Yang perlu disadari, banyak tokoh MLM adalah tokoh gereja
yang banyak mendukung pendanaan gereja dan sekolah teologia tertentu dengan
status mereka sebagai ‘puncak piramid’ yang untung besar dalam sistem bisnis
dengan cacat bawaan dan tipuan itu.
Fakta-fakta diatas menunjukkan bahwa kekristenan historis yang berpusat
Kristus (Christ centered) dengan kotbah-kotbah yang alkitabiah sekarang
banyak dipengaruhi semangat New Age yang pelan-pelan menggesernya menjadi
pemusatan kepada diri sendiri/manusia (Self centered) dengan kotbah-kotbah
dan ceramah bernuansa motivasi ke arah sukses. Artikel ini bertujuan
menyadarkan umat kristen agar berhati-hati menghadapi pengaruh New Age yang
menarik hati yang mempengaruhi lingkungan iman dan gerejanya dan agar
mendengarkan nasehat rasul Paulus:
“Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang
kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi
tidak menurut Kristus.” (Kolose 2:8).
Tuhan Yesus berfirman kepada murid-murid-Nya:
Lalu Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Setiap orang yang mau mengikut
Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. (Matius
16:24)
Amin.
Salam kasih dari YABINA ministry <http://www.yabina.org> www.yabina.org ***

1 komentar:

  1. Citizen Titanium | TITanium Art
    Citizen titanium mens wedding band titanium, the most technologically advanced advanced, 2-by-2 titanium forging 4-inch sia titanium camera set-up for use with trekz titanium pairing all the titanium oxide formula best camera

    BalasHapus